REVITALISASI KELOMPOK TANI SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
Thursday, January 31, 2013
2
comments
I.
PENDAHULUAN
Kelompok merupakan kumpulan dari dua orang atau
lebih yang mengadakan interaksi, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan pola hubungan di antara anggota yang
mencakup peran, norma, dan hubungan antar anggota, serta groupness, dan merupakan satu kesatuan (Hariadi, 2011)
Dalam upaya menuju pembangunan pertanian yang lebih
maju, peran kelembagaan pertanian perlu didorong untuk memberikan kontribusi
terhadap hal tesebut. Kelembagaan pertanian menjadi sebuah penggerak utama
untuk mencapai kemajuan pertanian. Kelompok tani menjadi salah satu kelembagaan
pertanian yang berperan penting dan menjadi ujung tombak karena kelompok tani
merupakan pelaku utama dalam pembangunan pertanian.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja
sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani
dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka
kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang
secara optimal dan mendukung pembangunan pertanian (Anomin, 2003).
II. REVITALISASI
KELOMPOK TANI SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
A.
PENGERTIAN
KELOMPOK TANI
Departemen Pertanian RI dalam Hariadi (2005)
menyebutkan bahwa kelompok tani merupakan kumpulan para petani yang tumbuh
berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam
memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas
usaha tani dan kesejahteraan anggotanya. Fungsi utama kelompok tani pada
dasarnya adalah sebagai wahana: proses belajar mengajar, bekerjasama,
berproduksi, dan usaha/ bisnis.
Dari definisi tersebut, kelompok tani dapat dipahami
sebagai sebuah wadah atau media bagi para petani dalam melakukan kegiatan
usahataninya. Keberadaan kelompok tani cukup penting karena menjadi sebuah unit
kerjasama antar petani yang bersinergi dalam rangka meningkatkan produktivitas
usahataninya. Lebih luas lagi, eksistensi kelompok tani dapat mendukung
program-program dalam pembangunan pertanian. Dalam proses revitalisasi,
eksistensi dan keefektifan kelompok tani merupakan unsur yang perlu
diperhatikan.
Kelompok tani dengan kontak taninya merupakan
kelembagaan sosial yang pokok dalam sistem penyuluhan pertanian. Ia juga
merupakan basis dalam aktivitas penyuluhan pertanian. Kelompok tani sebagai
suatu unit belajar merupakan wadah/tempat dilakukannya pelatihan atau
penyuluhan (Hariadi, 2011).
Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani
antara lain diungkapkan oleh Torres dalam Mardikanto (1993) sebagai berikut:
a. Semakin
eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok
b. Semakin
terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani
c. Semakin
cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi (teknologi) baru
d. Semakin
naiknya kemampuan rata-rata pengembalian pinjaman petani
e. Semakin
meningkatnya orientasi pasar, baik yang berlkaitan dengan masukan (input)
maupun produk yang dihasilkannya
f. Semakin
dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani
sendiri.
B.
EKSISTENSI
KELOMPOK TANI
Eksistensi kelompok tani menjadi hal yang perlu
diperhatikan secara serius mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi pada era
sekarang ini. Pelaksanaan otonomi daerah menjadi salah satu tantangan dalam
upaya revitalisasi kelompok tani. Tidak sedikit daerah yang dalam pelaksanaan
otonominya cenderung mengabaikan sektor pertanian karena dianggap kurang
memberikan sumbangan pendapatan daerah yang besar secara cepat. Hal tersebut
tentunya berdampak pada eksistensi lembaga pertanian khususnya kelompok tani.
Sejak era otonomi daerah pada tahun 1999 banyak
perubahan kelembagaan penyuluhan termasuk pengurangan tenaga penyuluh, yang
mengakibatkan terlantarnya pembinaan kelompok tani. Dengan demikian, dalam paradigma
baru penyuluhan pertanian yang menekankan kelompok tani sebagai organisasi yang
tangguh di bidang ekonomi dan sosial, diperlukan revitalisasi kelompok-kelompok
tani (Hariadi, 2005).
Sebuah studi kasus di dusun Jomboran, desa
Sendangagung, kecamatan Minggir, Sleman dapat dilihat sebuah gambaran bahwa
ketidakaktifan kelompok tani berpengaruh pada kegiatan penyuluhan di daerah
tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir kelompok tani di derah tersebut tidak
aktif. Hal itu dikarenakan adanya masa transisi kepengurusan lembaga dusun.
Ketidakaktifan kelompok tani mengakibatkan petugas penyuluh lapangan tidak
menjangkau/ tidak memberikan penyuluhan di daerah tersebut. Hal ini tentunya
berdampak negatif terhadap berlangsungnya kegiatan usahatani.
Beberapa hal yang timbul sebagai dampak tidak adanya
kelompok tani antara lain:
1. Kegiatan
penyuluhan oleh PPL tidak dapat dilaksanakan
2. Petani
tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah sebagai akibat tidak adanya kelembagaan
pertanian yang dapat mengelola bantuan dengan baik, khususnya kelompok tani
3. Pola
dan teknik pelaksanaan kegiatan usahatani tidak berjalan dengan baik sehingga
menimbulkan masalah-masalah dalam usahatani. Misalnya kesulitan air serta
serangan hama.
Berikut
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi eksistensi kelompok tani
berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan sebelumnya:
1. Motivasi
anggota kelompok tani
Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari
dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga berhubungan dengan
adanya kebutuhan atau keinginan yang ingin dipenuhi. Semakin tinggi motivasi anggota kelompok tani dalam kegiatan
usahatani, maka eksistensi kelompok tersebut akan terjaga. Hal tersebut
dikarenakan adanya motivasi untuk memperoleh hasil pertanian yang baik, akan mendorong seseorang untuk terus berkarya
dalam kelompok tani.
2. Kohesi
kelompok
Tingkatan yang menunjukkan anggota kelompok saling
tertarik satu dengan yang lain menunjuk pada kohesivitas kelompok. menurut
Hariadi (2011), ada tiga makna mengenai kohesivitas yaitu ketertarikan pada
kelompok, moral dan tingkatan motivasi anggota kelompok, serta koordinasi dan
kerjasama antar anggota kelompok. semakin tinggi tingkat kohesivitas atau
ketertarikan pada kelompok maka kelangsungan kelompok akan tetap terjaga.
3. Interaksi
Semakin tinggi intensitas interaksi yang terjadi
dalam kelompok, maka kelompok akan dinamis sehingga berpengaruh positif
terhadap eksistensi kelompok.
4. Kepemimpinan
dalam kelompok
Pemimpin dalam kelompok tani berperan penting dalam
menjaga dinamika kelompok. pemimpin berperan untuk mengorganisasikan,
penggerak, teladan, pembibing dalam kelompok tani.
5. Tekanan
kelompok
Adanya tekanan dalam kelompok baik luar maupun dalam
kelompok berpengaruh pada eksistensi kelompok tani. Sebagai contoh dalam studi
kasus yang teladh diuraikan sebelumnya, diketahui bahwa adanya tekanan dari
luar berupa pergantian pengurus dusun, berpengaruh terhadap kelangsungan
kelompok tani
6. Peran
penyuluh
Penyuluh lebih berperan sebagai pemberi informasi
kepada petani, dimana semakin tinggi intensitas penyuluhan dan sesuainya
informasi yang dibutuhkan petani akan membuat petani bertahan dalam kelompok
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannnya.
C.
KEEFEKTIFAN
KELOMPOK TANI SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN
Kelompok tani sangat penting dalam proses
penyampaian informasi dan teknologi baru kepada petani. Untuk itu sangat perlu
diketahui keefektifan kelompok tani sebagai media penyuluhan dalam penyampaian
inovasi. Metode penyuluhan kelompok lebih menguntungkan daripada media massa
karena akan terjadi umpan balik yang dapat meminimalkan salah pengertian antara
penyuluh dan petani dalam penyampaian informasi. Dalam metode ini interaksi
yang timbul antara petani dan penyuluh akan lebih intensif. Dalam metode ini
petani diajak dan dibimbing secara berkelompok untuk melaksanakan kegiatan yang
lebih produktif atas dasar kerja sama.
Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi
tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, jika hasil kegiatan makin mendekati
sasaran berarti makin tinggi efektifitasnya. Sebuah kelompok tani dinilai
efektif, bila kelompok tersebut memiliki karakteristik berikut:
a. Memahami
dengan jelas tujuan sasarannya.
b. Mampu
menetapkan prosedur yang sesuai demi tercapainya tujuan bersama
c. Komunikasi
lancar serta ada pengertian antar anggota
d. Ketegasan
pemimpin dalam mengambil keputusan dengan melibatkan anggotanya
e. Keseimbangan
produktivitas kelompok dan kepuasan individu terjaga
f. Tanggung
jawab kepemimpinan dipikul bersama sehingga semua anggota terlibat dalam
menyumbangkan ide atau pendapatnya
g. Adanya
rasa kebersamaan
h. Mampu
mengatasi perbedaan yang terjadi dalam kelompok
i.
Tidak ada dominasi baik
oleh pemimpin maupun anggota kelompok
j.
Keseimbangan antara
perilaku emosi dan perilaku rasional dalam setiap usaha pemecahan masalah
(Soewartoyo dan Lumbantoruan, 1992)
Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa keefektifan
kelompok sebagai keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut
dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan (fisik maupun
non fisik).
Posisi kelompok tani sebagai media penyuluhan adalah
bahwa kelompok tani merupakan wadah sekaligus sasaran utama dalam kegiatan
penyuluhan pertanian. Kelompok tani merupakan wadah atau tempat belajar,
bekerjasama, berproduksi dan melakukan usaha-usaha/bisnis. Keefektifan kelompok tani sebagai media
penyuluhan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut merupakan faktor-faktor
yang berpengaruh secara nyata terhadap keefektifan kelompok tani sebagai media
penyuluhan (Kusumaningsih, 2008), antara lain:
a. Pengembangan
dan pembinaan kelompok
Merupakan sebuah usaha mempertahankan kehidupan kelompok yang
meliputi partisipasi semua anggota, penyediaan fasilitas, menciptakan
kegiatan-kegiatan, menerapkan norma, serta adanya sosialisasi. Semakin baik
pengembangan dan pembinaan kelompok, maka kelompok tani semakin efektif sebagai
media penyuluhan.
Beberapa komponen dalam pengembangan dan pembinaan
di dalam kelompok yang menentukan tingkat keefekifan kelompok tani sebagai
media penyuluhan antara lain adanya partisipasi aktif semua anggota kelompok
tani dalam kegiatan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan bersama. Partisipasi
aktif anggota kelompok tani timbul karena adanya rasa memiliki kelompok yang
meningkatkan rasa tanggung jawab untuk terus mengembangkan dan membina kelompoknya.
b. Suasana
kelompok
Suasana kelompok yang baik didukung oleh adanya
hubungan yang baik antar anggota kelompok yang menimbulkan rasa bersemangat
pada diri anggota untuk mencapai tujuan bersama.
c. Peran
penyuluh
Penyuluh berperan dalam memberikan informasi dan
teknologi baru kepada petani serta bersedia membantu jika petani mengalami
permasalahan dalam berusahatani.
D.
REVITALISASI
PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
Kelompok tani secara tidak langsung dapat
dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usahatani
melalui pengelolaan usaha tani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan
sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok
tani, para petani dapat bersama – sama memecahkan permasalahan yang antara lain
berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran
hasil. Kelompok tani sebagai
wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan
dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat
potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut
agar dapat berkembang secara optimal (Anonim, 2003).
Revitalisasi menjadi hal yang perlu dilakukan untuk
menjaga eksistensi kelompok tani. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah
pemberdayaan kelompok tani sebagai motor penggerak pembangunan pertanian.
Keberadaan kelembagaan kelompok tani sangat penting diberdayakan karena
potensinya sangat besar. Kelembagaan
kelompok tani ini sangat efektif sebagai sarana untuk kegiatan belajar, bekerja
sama, serta pengumpulan modal kelompok
dalam mengembangkan usahatani.
Salah satu hal yang menjadi kendala dalam
revitalisasi kelompok tani adalah kegagalan pengembangan kelompok karena tidak
dilakukan melalui proses sosial yang matang. Kelompok tani yang dibentuk
biasanya terlihat hanya digunakan sebagai alat kelengkapan proyek, belum
dijadikan sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat khususnya petani secara
hakiki dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu hambatan lain yang dihadapi
dalam upaya revitalisasi ini adalah kebijakan otonomi daerah. Dengan adanya
otonomi daerah, masing-masing daerah memiliki hak untuk mengatur sendiri urusan
rumah tangganya, tidak terkecuali dalam bidang pertanian. Tidak sedikit daerah
yang kurang memberikan perhatian kepada sektor pertanian.
Revitalisasi kelompok tani sebagai media penyuluhan
juga perlu dilakukan. Kinerja penyuluhan sebagai suatu sistem perlu
dikembangkan, yakni dengan menekankan keutamaan atau meningkatkan peran
kelompok-kelompok tani sebagai media penyuluhan guna pemberdayaan SDM
pertanian. Kinerja sub sistem dalam sistem penyuluhan pertanian perlu
ditingkatkan dan juga sinergi antar sub sistem (Hariadi, 2005).
Mosher (1977), dalam uraiannya mengenai syarat pokok
dan faktor pelancar pembangunan pertanian, mengemukakan bahwa kegiatan
penyuluhan atau pendidikan pembangunan merupakan salah satu faktor pelancar
pembangunan pertanian. Penyuluhan atau pendidikan pembangunan adalah pendidikan
tentang pembangunan pertanian yang mencakup: pendidikan pembangunan untuk
petani, pendidikan bagi petugas penyuluhan pertanian, dan latihan petugas
teknik pertanian (Mardikanto, 1993). Disinilah peran kelompok tani sebagai
media pembelajaran bagi petani dalam upaya peningkatan produktivitas
usahataninya.
Pembangunan pertanian tidak bisa lepas dari
modernisasi pertanian dan pedesaan berbudaya industri. Modernisasi pertanian
dan pedesaan berbudaya industri adalah mengembangkan ciri-ciri budaya industri,
antara lain:
a. Pengetahuan
sebagai landasan utama dalam pengambilan keputusan
b. Kemajuan
teknologi merupakan instrumen utama dalam pemanfaatan sumberdaya
c. Mekanisme
pasar sebagai media utama dalam transaksi barang dan jasa
d. Efisiensi
dan produktivitas sebagai dasar utama dalam alokasi sumberdaya
e. Mutu
keunggulan merupakan orientasi, wacana, sekaligus tujuan
f. Profesionalisme
merupakan karakter yang menonjol
g. Ada
perekayasaan yang menggantikan ketergantungan pada alam.
Dengan pendekatan tersebut, maka kelemahan-kelemahan
dalam sistem pertanian tradisional dapat diperbaiki. Produktivitas sektor
pertanian dapat ditingkatkan, demikian pula dengan harkat dan martabat
petaninya (Hanani et al., 2003).
Paradigma tersebut mempunyai beberapa aspek, salah
satunya dapat dimulai dari akar permasalahannya, yaitu manusia sebagai pelaku
dan sekaligus sebagai tujuan pembangunan, dan kelembagaan sebagai motor yang
menggerakkan perilaku berbagai wujud (entities)
sosial ekonomi (Hanani et al., 2003).
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui posisi kelompok tani dalam pembangunan
pertanian. Sebagai motor penggerak tentunya kelompok tani perlu direvitalisasi
dan dijaga eksistensinya dalam upaya-upaya pembangunan pertanian. Pentingnya
pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga dikemukakan oleh Mosher
(1977), bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya
kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani.
Berkaitan dengan arah dan kebijaksanaan pembangunan
nasional dijelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas manusia sebagai
kekuatan pembangunan, maka perlu ditingkatkan usaha-usaha pembinaan,
pengembangan dan pemanfaatan potensi SDM (Soekartawi, 1995). Di sinilah peran
penyuluhan dalam memberikan pembinaan dan pendidikan untuk mengoptimalkan potensi
SDM kepada petani melalui kelompok tani sebagai media penyuluhannya. Pelaksanaan
pembangunan seringkali menggunakan kelompok sosial sebagai kelompok sasaran.
Untuk itu keberadaan kelompok tani perlu direvitalisasi, dikuatkan posisinya,
serta didorong untuk terus menjaga eksistensinya. Hal itu dilakukan mengingat intenstitas
hubungan yang telah terbentuk dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang
produktif dan berprospektif kedepan.
III. PENUTUP
Dalam revitalisasi kelompok tani, telaah mengenai
eksistensi dan keefektifan kelompok tani merupakan hal yang penting. Eksistensi
dan keefektifan kelompok tani yang tinggi sebagai media penyuluhan dapat
memperkuat kedudukan kelompok tani sebagai sasaran pembangunan.
Kelangsungan
kegiatan penyuluhan dapat ditinjau dari eksistensi dan keefektifan kelompok
tani.
Penyuluhan
memegang peran yang penting yaitu sebagai faktor pelancar dalam pembangunan
pertanian yang bertujuan mengadakan pendidikan dan pembinaan sumber daya
manusia kepada sasaran pembangunan pertanian melalui kelompok tani.
Revitalisasi dan penguatan kelembagaan pertanian
khususnya kelompok tani harus dilakukan agar tujuan pembangunan pertanian dapat
dicapai. Eksistensi kelompok tani perlu dijaga dan ditingkatkan mengingat peran
kelompok tani sebagai penggerak dalam pembangunan pertanian. Selain itu, penyuluh
dan kelompok tani harus bersinergi untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2003. Peranan Kelompok Tani Dalam Ketahanan Pangan.
<http://www.situshijau.co.id/tulisan.php?act=detail&id=352&id_kolom=2>.
Diakses 26 September 2012.
Hanani, N, Ibrahim, J.T., &
Purnomo, M. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Lappera Pustaka Utama.
Yogyakarta.
Hariadi, S. S. 2011. Dinamika
Kelompok. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hariadi, S. S. 2005. Revitalisasi
Kelompok Tani Sebagai Media Penyuluhan Pertanian Era Globalisasi. Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian; 1 (2): 83-93.
Kusumaningsih, S. W. 2008.
Keefektifan Kelompok Tani Subsektor Sebagai Media Penyuluhan di Kabupaten
Sleman. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mardikato, Totok. 1993. Penyuluhan
Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Mosher, A.,T. 1977. Menggerakkan
dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta.
Soekartawi. 1995. Pembangunan
Pertanian. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Soewartoyo
dan Magdalena Lumbatoruan. 1992. Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen
Jilid I. PT Citra. Jakarta.
2 comments:
Bagus sekali ulasannya pak Aji thank"s bisa buat referensi ya...minta ijin
waw sangat bermanfaat trimkasih sudah berbagi info pertanian online,
kunjungi balik cara ternak Kambing dan domba
Post a Comment